Selasa, 22 Maret 2011

Sanghiang Tikoro

Nama Sanghiang Tikoro sering dihubungkan dengan legenda Sangkuriang, khususnya berkaitan dengan danau bandung. Istilah Sanghiang berarti Dewa, sedangkan tikoro adalah tenggorokan, sehingga keseluruhan berarti Tengorokan Dewa.
Sanghyang Tikoro letaknya berdekatan dengan Danau Saguling. Lokasinya memang tersembunyi sehingga kerapkali luput dari perhatian wisatawan.Nama Sanghyang Tikoro sering dihubungkan dengan legenda Sangkuriang, khususnya berkaitan dengan Danau Bandung. Dalam legenda diceritakan pula suatu saat jikalau lubang Sanghiang Tikoro tersumat oleh sebatang lidi saja, kawasan Bandung Raya akan kembali tergenang air seperti dalam legenda Sangkuriang.

Peta Sanghiang Tikoro
Tempat-tempat yang diyakini terbentuk dari “murkanya” Sangkuriang tersebut, masih banyak dikunjungi orang-orang yang sedang menimba “ilmu” tertentu. Seperti halnya Sanghyang Tikoro yang berada di Desa Rajamandala, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat. Letak Sanghyang Tikoro berada di samping PLTA Saguling. Karena dianggap keramat, tak ada satu pun tangan jahil yang berani merusaknya. Sanghyang Tikoro berbentuk gua alam yang dialiri air dari Sungai Citarum.
Menurut keterangan, orang yang datang ke Sanghyang Tikoro bukan sekedar menikmati keajaiban alam, tapi juga memiliki tujuan lain. Pada malam-malam tertentu, seperti malam Selasa Kliwon dan malam Kamis Kliwon sering terlihat orang yang tengah bersemedi di atas atau pinggir Sanghyang Tikoro.
Hingga sekarang belum ada satu pun orang yang berani masuk ke dalam Sanghyang Tikoro sehingga tidak ada yang berani memastikan berapa panjang Gua Sanghyang Tikoro tersebut. Ada yang menyebutkan panjangnya mencapai 800 meter. Konon, air yang masuk ke dalam Sanghyang Tikoro tidak seluruhnya mengalir kembali ke Sungai Citarum, tapi sebagian masuk ke dalam tanah. Karena itulah orang menyamakannya dengan tikoro.Jelas sekali terjadi perbedaan pendapat tentang asal muasal terbentuknya Sanghyang Tikoro, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang versi cerita Sangkuriang dengan hasil penelitian ilmuan.
Lokasi Penelitian Sanghiang Tikoro


 Sanghiang Tikoro

 Sketsa Bobolnya Sanghiang Tikoro pada PraSejarah

Versi ilmiah hasil penelitian ahli geologi, Sanghyang Tikoro, Gunung Tangkuban Parahu, dan Gunung Burangrang terbentuk akibat meletusnya Gunung Sunda. Dahsyatnya letusan mengakibatkan seluruh permukaan badannya hancur tak bersisa. Setelah letusan, yang tersisa hanyalah lubang-lubang lekukan yang dalam dengan muntahan laharnya sangat panas. Karena banyaknya mengeluarkan lahar panas, menyebabkan sungai di daerah Batujajar, Cililin, dan Padalarang tertimbun dan berubah menjadi lahar dingin. Lama kelamaan menggunung dan membentuk sebuah telaga yang kemudian populer dengan sebutan Talaga Bandung. Luas Talaga Bandung, menurut data panjangnya mencapai sekitar 6 km dan lebarnya sekitar 15 km. Tanah di Padalarang dan Cililin umumnya mengandung kapur. Namun, sedikit demi sedikit akhirnya terkikis membentuk lubang aliran yang kelak dikenal Sanghyang Tikoro.Belasan atau bahkan puluhan tahun kemudian air yang ada di Talaga Bandung mengalir ke segala penjuru, hingga mengering. Setelah peristiwa maha dasyat tersebut, kemudian terbentuklah daratan rendah Pasundan atau Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar